Istilah fotografi sudah dimulai semenjak abad
19, lebih tepatnya pada tahun 1839 ketika Sir John Herschel
memperkenalkan fotografi yang diambil dari dua kata yaitu : Photos dan
Graphein. Suku pertama mengandung arti cahaya dan yang kedua berarti
menulis atau menggambar. Kombinasi dua makna ini memberikan pengertian
bahwa fotografi adalah teknik yang digunakan manusia untuk
menggambarkan suatu momen yang difasilitasi oleh cahaya. Berbicara
fotografi tidak bisa lepas dari instrumen terkait, yaitu kamera.
Kamera sendiri sudah ditemukan cukup lawas.
Istilah kamera sendiri berasal dari bahasa latin camera obscura,
dimana translasi lepasnya artinya adalah ruangan gelap. Seperti kawan
ketahui jika mengingat acara TV dokumenter zaman dahulu, adalah sebuah
cerita pengambilan foto menggunakan kamera yang dilengkapi dengan
tripod jadul dan kamera 35mm. Kemudian hasil jepretan dari kamera ini
dilanjutkan dengan proses cuci cetak film yang dilakukan di ruang gelap
dan tertutup. Mengapa demikian?Berhubung film yang digunakan mengandung
bahan kimia yang sangat sensitif terhadap cahaya, oleh sebab itu
pencetakan hasil kamera selayaknya dilakukan di ruang gelap.
Berbicara tentang aplikasi ilmu optik yg mudah
dicerna, marilah kita melihat kepada salah satu contoh di bawah ini.
1. Cermin atau Pentaprisma
2. Layar tembus pandang
3. Arah Cahaya (objek)
4. Serangkaian Lensa
5. Bodi kamera
6. Diafragma
7. Film (sensor)
8. Viewfinder
Prinsip kerja kamera cukuplah sederhana, yaitu
memainkan peranan cahaya dan optik. Pada bagan di atas digambarkan
beberapa bagian penting dari Kamera digital refleksi lensa tunggal.
Disinilah peranan ilmu alam beperan penting untuk memainkan interaksi
cahaya dengan serangkaian lensa yang bekerja secara sistematik.
Fenomena pengambilan gambar bisa terjadi dengan memainkan peranan
tombol penahan shutter yang terletak di bagian atas body kamera. Ketika
tombol ini ditekan setengah bagian, maka kamera akan menerima informasi
objek yang berada di depan kamera, kemudian dilanjutkan menggunakan
cermin reflektan atau pentaprisma untuk diteruskan ke bagian
viewfinder. bagian ini memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk
membalikkan gambar hasil proyeksi lensa agar sesuai dengan objek nyata
yang berada di depan kamera. Mengapa hal ini terjadi? hal ini bisa
dijelaskan berdasarkan prinsip kerja lensa, khususnya lensa yang
memiliki dua sisi cembung yang konvergen. Lensa ini akan menghasilkan
gambar terbalik dibandingkan terhadap orientasi objek nyata.
Karakteristik lensa cukup eksotik dimana cahaya dapat dibelokkan pada
bagian tengah lensa dan pada akhirnya keluar dari badan lensa dengan
hasil orientasi objek terbalik sebesar 1800 ., Kemudian
ketika hasil gambar yang diperoleh dari rangkaian skema optik diatas,
serta mata sang fotografer merasa cocok dengan objek yang hendak
diambil, lalu bagian diafragma ditekan lebih lanjut untuk eksekusi
pengambilan objek. Konsekuensi yang diperoleh secara geometris dengan
langkah ini adalah bagian cermin memutar 900 dan informasi
yg diperoleh oleh lensa akan diteruskan kepada bagian sensor film. Hal
ini bisa terjadi dengan meneruskan arah cahaya yang sejajar dan memuat
informasi objek. Woalla jadi deh gambarnya
ISO
setting,dan beberapa pertimbangan itu adalah :
1.Cahaya ==> seberapa terang cahaya yang
menyinari objek
2.Noise ==>
apakah kita ingin gambar dengan noise atau tidak
3.Tripod ==> bawa tripod atau tidak
4.Objek bergerak atau diam ==> apakah
objek yang kita foto bergerak atau diam
1.Cahaya
Seperti
kita ketahui peranan cahaya dalam fotografi sangat berati sekali,itupun
juga berpengaruh pada ISO setting. apabila cahaya cukup maka kita
gunakan ISO kecil dan apabila cahaya tidak mencukupi maka gunakanlah
ISO tinggi agar sensor gambar peka sehingga bisa menyerap cahaya dengan
cepat.
Tetapi konsekuensi dari
penggunaan ISO tinggi hasil gambar akan terlihal noise.
2.Noise
Diatas
diterangkan apabila kita menggunakan ISO tinggi maka hasil gambar akan
noise,ya hal itu dikarenakan sensor gambar dipaksa untuk menyerap
cahaya secara cepat pada kondisi pencahayaan yang rendah (gelap).
Apabila
kondisi cahaya gelap dan kita tidak ingin hasil gambar yang noise maka
pilihlah ISO setting yang rendah dengan konsekuensi shutter speed akan
menjadi lama menutupnya karena diperlukan waktu lama bagi sensor gambar
dalam menyerap cahaya. Oleh karena itu diperlukan tripod.
3.Tripod
Tripod
berfungsi untuk menopang kamera agar stabil,pada saat pencahayaan
rendah dan kita ingin menghasilkan foto yang bersih tanpa noise sangat
dibutuhkan tripod,karena dengan ISO rendah dan pencahayaan rendah maka
kitapun harus memilih shutter speed dengan kecepatan rendah,dimana bila
shutter speed rendah diperlukan kestabilan kamera,karena ada gerakan
sedikit maka hasil gambar akan blur.
4.Objek bergerak atau diam
Hal
ini juga harus diperhatikan,apabila objek yang akan kita ambil bergerak
dan pencahayaan rendah kita harus memilih ISO tinggi agar kita bisa
memilih shutter speed yang cepat untuk merekam moment tersebut,contoh :
konser musik dalam gedung
Tetapi
apabila objek diam tidak ada salahnya kita pakai ISO rendah agar gambar
tidak noise tapi perlu diingat kestabilan kamera.
Lensa adalah media penyaring pertama pada saat kita
memindai gambar untuk disimpan. Karena itu pengetahuan dasar tentang
lensa kamera digital sangat perlu. Lensa kamera saat ini didiesain
menggunakan komputer untuk meningkatkan akurasi. Untuk menambah
ketajaman lensa, pada lensa ini dilapisi cairan kimia tertentu. Berikut
ini beberapa jenis lensa yang digunakan pada kamera digital SLR:
1. Lensa Standar
Lensa standar adalah lensa yang menjadi komponen
standar kamera. Ukurannya 50 mm. Karakter lensa ini adalah memberikan
bidikan natural. Lensa ini cocok untuk pemotretan jarak sedang.
2. Lensa Wide Angle (sudut Lebar)
Lensa wide angle adalah lensa yang digunakan
untuk menangkap objek yang luas dalam medan bidik yang terbatas.
Karakter lensa ini adalah dapat membuat objek lebih kecil dari pada
ukuran sebenarnya. Ukuran lensa ini beragam, antara lain : 17 mm, 24
mm, 28 mm, dan 35 mm. Disamping itu ada juga lensa wide angle dengan
diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa lensa ini disebut fish eye lens.
3. Lensa Tele
Lensa tele merupakan kebalikan dari lensa wide
angle. Lensa tele berfungsi untuk mendekatkan objek, namun mempersempit
sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa dengan ukuran 70
mm ke atas. Fungsi lain dari lensa tele adalah untuk melakukan croping
dan memfokuskan diri pada objek tertentu dan mengaburkan objek di
sekitarnya.
4. Lensa Zoom
Lensa zoom merupakan gabungan ketiga jenis di
atas. yaitu lensa standar, lensa wide angle, dan lensa tele. Ukuran
lensa bukanlah ukuran yang fixed, melainkan bersifat range lensa
tertentu, misalnya 80 – 200 mm. Lensa jenis ini merupakan lensa yang
paling banyak digunakan karena memiliki karakter yang fleksibel dan
range lensanya cukup lebar. Dengan demikian, apabila ingin menggunakan
lensa ukuran tertentu pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai
kebutuhan.
5. Lensa Makro
Lensa makro biasanya digunakan untuk membidik
objek kecil. Pada kamera digital ini, pembesaran skala makro dilakukan
secara digital dan tidak dilakukan secara optis. Semua jenis lensa
tersebut memiliki karakteristik yang sama, yaitu semakin kecil ukuran
lensa, semakin lebar sudut yang bisa dijangkau oleh kamera. Perangkat
Pembidik.
Berikut ini adalah istilah kata dalam dunia fotografi baik dalam
artikel ataupun dalam kamera digital SLR-DSLR A : Singkatan dari auto, yaitu sebuah sandi untuk
pilihan fasilitas otomatis. Artinya, bila selector diputar ke posisi
ini, bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis setelah pemotret
memilih suatu kecepatan (shutter speed) atau sebaliknya. AF : singkatan dari auto focus, yaitu cara kerja
kamera tanpa mengharuskan pemotret memutar-mutar sendiri penemu
fokus(jarak). Sistem ini bekerja setelah pemotret menekan tombol "on"
pada perintah fokus. ALservoAF :
saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak.
Pilihan yang efektif untuk pemotretan olahraga. Angle of view : Sudut pandang atawa sudut
pemotretan. Cara melihat dan mengambil objek yang akan difoto Aperturediafragma : yaitu lubang
tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film. Aperture priorityauto exposure (A)
: pencahayaan otomatis prioritas bukaan diafragma. Jika bukaan
diafragma disetel terlebih dahaulu, kecepatan rana akan bekerja
otomatis.
Artificial light : cahaya buatan manusia yang
digunakan untuk memotret misalnya lampu kilat, api, dll. Asa : singkatan dari american standar assosiation.
Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO,
hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika.
Kecepatannya diukur secara aritmatis
.
Auto ProgramProgramed Auto (P)
: fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal
dan high speed(kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian
panjang-pendek fokus lensa. Auto winder : motor yang berguna untuk memajukan
film secara otomatis dan cepat tanpa harus dikokang atawa diengkol
terlebih dahulu. Sering digunakan oleh pemotret olahraga atawa yang
mengutamakan objek-objek bergerak cepat. Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya
yang berasal dari belakang objek. Arah cahaya ini berlawanan dengan
posisi kamera. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan
siluet; objek foto dikelilingi "rim light" atau cahya yang ada
disekitar objek. Efek cahaya ini bisa merugikan pemotret sebab bila
mengenai lensa akan menimbulkan flare. Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya
memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian
lensa. Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan
yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang terbang. Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini
merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya
matahari dalam pemotretan. Untuk menangkap kilatannya diperlukan suatu
kecepatan tertentu yang telah disesuaikan (disinkronkan) dengan kamera.
Cahaya blitz umumnya bisa ditangkap dengan kecepatan kamera 1/60 detik. Blitzlichtpulver : Cikal bakal lampu kilat.
Terbuat dari beberapa campuran bubuk diantaranya magnesium dan
potassium chlorade yang dapat memancarkan cahaya bila disulut. Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar
karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan
dan efek besar kecilnya diafragma. Hal ini terjadi misalnya saat
melakukan teknik panning atau zooming yang menggunakan kecepatan rendah. Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga
disebut ‘base light'. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah
depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama. Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak
langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat). Cara paling
efektif yang dapat dicoba adalah memantulkan pancaran sinarnya kesudut
lain sebelum cahaya itu mengenai objek pemotretan. Teknik pencahayan
ini cocok untuk menghasilkan penyinaran lunak. Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang
sama dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada
suatu objek (disamping pengukuran pencahayan normal). Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus
atau minus)yang sudah terpasang pada pembidik kamera. Berguna bagi
pemotret berkacamata. Bulb, B(ulb)bohlam
: Sarana kecepatan rana yang sangat lambat dikamera yang digunakan
untuk memotret objek. Lama membuka rana ditentukan oleh pemotret, yaitu
dengan menekan lalu melepas tekanan pada tombol shutter. C : Singkatan dari continuous,yaitu sandi yang
terdapat pada kamera. Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan gambar
secara beruntun dengan kecepatan tertentu (umumnya 3 bingkai per detik). Candid camera : foto atau potret yang dibuat
dengan cara sembunyi2 sehingga objek foto tidak menyadarinya. Cara ini
biasanya menghasilkan foto yang terkesan wajar atau alami.umumnya tidak
ada komunikasi antrara pemotret dan objek foto.keberhasilan foto sangat
ditentukan oleh kemahiran pemotret mengungkapkan pesannya.oleh Karen
itu pemotret harus ekstra tekun, jeli,teliti dan sabar. CCD : singkatan dari charge couple device,yaitu
chip pengganti filmyang digunakan pada kamera digital untuk merekam
gambar (citra) Center of focus : pusat perhatian. Sering juga
disebut center of interest atau focus of interest. Pusat perhatian
membuat pesan dan teknis yang ingin disampaikan pemotret tergambar
secara fisik pada foto. Center weight : pengukuran pencahayaan yang tertuju
hanya pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto. Coating : pemberian suatu lapisan tipis pada
permukaan lensa.Fungsinya menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa
dari berbagai bahaya, mjsalnya jamur. Cold tone : warna yang bernada dingin; berwarna
biru kelabu dengan nada warna ringan. Color balance : keseimbangan warna. Composition : komposisi, yaitu penempatan atau
penyusunan bagian2 sebuah gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah
bidang tertentu sehingga enak dipandang. Continuous light : lampu kilat yang digunakan untuk
memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus(berulang-ulang). Contrast : kontras. Secara umum kontras diartikan
sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada (warna) antara bidang
gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok
sekali pada objek. Cropping : pemadatan/pemotongan gambar dalam foto
atau sesuatu yang tercetak dengan membuang bagian2 tertentu yang kurang
dikehendaki. Density : densitas atau kepekatan dalam .istilah
ini menyatakn tebal-tipis lapisan perak yang melekat pada film. Semakin
pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya. Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang
timbul karena ada perbedaan ketajaman. Depth of field : bagian yang tampak tajam (tidak
buram) dan jelas,yang berada dalam jangkauan tertentu. Biasanya juga
disebut sebagai ruang tajam. Diaphragm : diafragma,yaitu lubang pada lensa
kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Lubang lensa ini
dibentuk dari kepingan2 logam tipis yang berada didalam atau dibelakang
lensa. Bisa diciutkan atau dilebarkan. Distortion : distorsi,yaitu penyimpangan bentuk.
Pada biasa terjadi pada pemotrtan dengan lensa sudut lebar. Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi
pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat,
lampu ini tetap
dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian gelap dari objek, misalnya
bayangan pada pemotretan diluar ruangan. Film : Media untuk merekam gambar. Gambar dibuat
diatas dasar yang fleksibel dan transparan.
Film terdiri dari lapisan tipis yang mengandung emulsi peka cahaya,
diatas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi sendiri terdiri dari
perak halida, yaitu senyawa yang peka cahaya. Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai
film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah
terpakai. Film transparency : Slide warna atau color reversal
film, yaitu film positif yang biasa digunakan
untuk keperluan
iklan, pers, dll. Tujuannya adalah mendapatkan ketajaman dan warna
gambar yang baik
Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan
l.ain yang tembus cahaya) yang mempunyai ketebalan rata; dipasang pada
ujung tabung lensa.
Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki
panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya tetap. Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang
mampu menyediakan cahaya yang bisa dikendalikan. Flashexposure compensation :
Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat alternatif
pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu kilat. Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas
sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan. FPS : singkatan dari frame persecond, yaitu satuan
pengambilan gambar dalam gambar per detik. GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan
daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak
(dalm meter taau feet) dan diafragma. High angle : pandangan tinggi. artinya, pemotret
berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto. High-Key photo : sebutan untuk suatu foto yang
didominasi nuansa putih. High light : bagian-bagian yang terang pada sebuah
foto karena pantulan sinar. Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk
seperti sarang tawon. Hot shoe : sepatu panas. terdapat pada bagian atas
kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat elektronik. Image : gambar yang terbentuk pada film atau pada
tirai pengamat. Incidentlight metering :
Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi
objek. Infinity : jarak tak terhingga dengan tanda pada
skala jarak. Infrared : inframerah, yaitu sinar merah diluar
spektrum. ISO : singkatan dari international standart
organization, yaitu badan yang berwenang memberikan standar untuk
kategori film yang digunakan didunia . JIS : singkatan dari japan industrial standart,
yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di Jepang. Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari
beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat
terbalik, diperkecil, dan nyata. Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk
menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal.
Cahya seperti ini akan menimbulkan efek flare (bintik cahaya putih)
pada foto. Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat
kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya. Hal yang
paling mempengaruhi kontras cahaya adalah besar kecilnya sumber cahya. Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa
dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau
kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan. Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi
perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari
latar belakang yang mungkin mengganggu. Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang
dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek
pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari
aslinya. LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan
panjang misalnya 2 detik atau lebih. Macro : Makro. Pengertian makro dalam adalah
saran untuk pemotretan jarak dekat. makro akan menghasilkan
rekaman objek(pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1),
atau paling tidak setengah besar objek aslinya (1:2). Namun, lensa zoom
yang mempunyai fasilitas menghasilkan rekaman objek seperempat besar
benda aslinya (1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.
Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret
objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek).
Umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan
kualitas prima dan minim distorsi. Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film
dengan perbandingan ukuran asli objek. Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang
biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan
bentuk atau wajah objek. Medium format camera : Kamera format medium, yaitu
jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan
dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam
pembesaran cetakan. Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah
kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari. Bisa
digunakan untuk pemotretan berobjek orang, kira2 sebatas pinggul keatas. Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya
terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot Metering center weight : Pola pengukuran cahaya
menggunakan 60 persen daerah tengah gambar Metering matrix : Pola pengukuran cahaya
berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang
menggunakan satu titik tertentu yang terpusat. MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara
penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual. Microphotography : yang menggunakan film berukuran
kecil, dengan bantuan mikroskop. Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki
satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut
"unipod" ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi
menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali. Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar
dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi. Non-reflex camera : kamera non refleks yang tidak
menggunakan cermin putar. Contohnya adalah kamera kompak atau kamera
langsung jadi (Polaroid) Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus
panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya
sama dengan sudut pandang mata manusia. Obscura : Cikal bakal kamera zaman sekarang.
Prinsipnya dalam sebuah kamar gelap yang tertutup lubang (pin hole).
Jika kamera obscura dihadapkan ke benda yang diterangi cahaya-
www.tipsntrick.net , sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda
tersebut akan tampak pada dinding yang berhadapan dengan lubang. Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu
ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik. Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya,
lensa, dsb) Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian
shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam
total. Bila kepekatan bagian ini melampaui batas, hasil cetak foto akan
menjadi abu2; bagian high akan menjadi putih. Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau
penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas. Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis.
Tujuannya agar pemotret dapat mengatur kamera secara manual. POLARIZING COLOR FILTER :Filter yang terdiri dari
selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai
kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu. POLARIZING CONVERSION FILTER :Filter terdiri dari
selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga
digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten
digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi. POLARIZINGFIDER FILTER :Filter
yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu.
Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter. POLARIZINGCIRCULAR FILTER :Filter
yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave
retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan
filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine. POLARIZING FILTER :Filter polarisasi, dipakai
untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap.
Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat
diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan
refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga
berguna untuk membirukan langit. POP UP FLASH :Lampu kilat kecil terbuat atau
menyatu dengan kamera. RAINBOWFANTASY FILTER :Filter
dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas
sinar akan bertepi pelangi. RANA :Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup
manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai
kebutuhan. RANA CELAH :Rana celah vertical dan horizontal dan
terletak pada kamera. Yang vertial menutup secara vertikal dan yang
horizontal menutup secara horizontal. RANA PUSAT :Rana yang terletak pada lensa,
berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat. RELEASE CABLE :Kabel penghubung dengan shutter
sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter
dari kamera. RELOADABLE TO LAST FRAMER :Fasilitas untuk
mengembalikan film yang telah digulung di tengah posisi terakhir yang
terpakai. REMBRANDT LIGHTING :Cahaya yang berasal dari
jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang
dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal dari nama pelukis
Belanda Rembrandt. REMOTE :Alat yang memungkinkan fotografer melakukan
penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel. RESOLUTION :D aya pisah. Suatu sifat lensa yang
berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar
sesudah film dikembangkan (diproses). RETINA :Selaput peka sinar dari mata atau salah
satu merek kamera keluaran kamera. RETOUCH :Mengubah, sifatnya memperbaiki atau
menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa
ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang
baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya. REVERSE ADAPTER :Suatu alat penyambung yang
digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik
sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini
menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk membuat pemotretan
makro dengan hasil yang cukup baik. SECOND CURTAIN SYNC :Fasilitas untuk menyalakan
lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup. SELF ADJUSTING :P enyesuaian (diri). SELF TIMER :P enangguh waktu. Sebuah tuas yang
digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun
tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk memotret
diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik. SENSE OF DESIGN :P erasaan atas komposisi. Estetika
dalam nirmana datar warna. SEPIATONER :P ewarna coklat/sawo. SEQUENCE :Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan
(shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya
berbeda dalam hitungan detik. SHADE :Teduh, bayangan yang tak berbentuk. SHADOW :Bidang gelap/hitam atau bayangan pada
sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang. SHAPE :Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua
dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena adanya kesan garis, baik
berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain itu bisa juga
dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan bentuk tiga
dimensi yang mempunyai volume. SHARPNESS :Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan
film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan
ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan dengan jumlah garis per
milimeter. SIDE LIGHT :Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang
berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan dan dapat
ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini
menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek
fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan
untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret
(portrait). SIDE LIGHTING :Sinar dalam pemotretan yang
datangnya dari arah samping kanan atau kiri - 90 derajat dihitung dari
sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan
menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik.
Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih
menarik dengan separo dari muka terang dan separo lagi gelap. SINGLE LENS REFLECT :Refleks lensa tunggal (RLT),
adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan
cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk meneruskan bayangan objek
ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang terlihat pada jendela
pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau fotonya. SINGLE POINT READING :Suatu pembacaan pengukuran
dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian
tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto. SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S):Sandi
saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan
separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol
dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan. SKALA :P erbandingan objek utama dengan objek-objek
lain dalam gambar. SLAVE UNIT :Mata listrik yang menyalakan
lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat
lain. SMALLFORMATCAMERA
:Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang
menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang
serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak
digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat
mudah didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film
jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar,
maksimal hanya seukuran majalah. SNAPSHOT :Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur
terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk membuat foto human
interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya dan tampak alami
tak terkesan dibuat-buat. SNOOT :Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang
pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari
lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya yang tampak membulat
bila diproyeksikan pada bidang datar. SNOW CROSS, STAR SIX FILTER :
Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang
membentuk bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar. SOCKET : Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang
menghubungkan lampu kilat dengan penutup. SOFT SCREEN (LENS) : Lensa yang berguna untuk
menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak
kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan batasnya. SOFT FOCUS LENS : Lensa yang berdaya lukis lembut. SOFT SPOT FILTER : Filter berciri seperti soft
screen namun menghasilkan gambar yang berbeda. SOFT TONE FILTER : Filter yang bertujuan untuk
membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan
mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut
tanpa mengaburkan pandangan. SOLARISASI : Proses pembuatan foto dengan cara
memberi penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan
memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar
terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan
meneruskan pengembangannya. SONAR AUTOFOCUS : Sistem otofokus yang bekerja
berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar - dari kamera ke objek
kembali ke kamera. SPECIAL EFFECT : Efek khusus dengan menggunakan
teknik tertentu. SPECIAL EFFECT FILTER : Filter (penyaring) spesial
efek yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring
sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang
menyimpang dari pemotretan biasa. SPECIAL LENS : Lensa spesial yang digunakan secara
khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish eye lens (lensa mata ikan
- 180 derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak
menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang
menyimpang dari pemotretan biasa. SPECIAL PURPOSE LENS : Lensa tujuan khusus yang
didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan gambar khusus yang
biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa. SPECIAL FILTER : Sekeping plastik terang berisi
ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap titik sinar menjadi
bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat
membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal. SPECTRUM : Berkas sinar yang terlihat oelh mata,
terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni. SPEEDLIGHT : Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan
menyala tinggi atau cepat. SPEEDO SOLARISASI : Suatu teknik kamar gelap versi
lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang
akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo). STEREO CAMERA : Kamera berlensa dua yang
menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat
bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat
difoto. STILL LIFE : Berarti lukisan atau pemotretan benda
mati. yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai
objeknya. STOP : Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai
bukaan diafragma atau kecepatan rana dari suatu nilai ke nilai yang
lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari
kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik. STOP BATH : Cairan penyetop. Larutan penyetop untuk
menghentikan atau menahan seketika pengembang (developer) pada film
atau kertas foto. Selain berguna untuk menghentikan proses yang
terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai larutan fixer yang membuat
film dan cetakan foto lebih tahan lama. STRIPPING FILM : Film yang dapat dipisahkan dari
dasar seluloidnya. STROBO : Lampu dengan kemampuan menyorot
bertubi-tubi dengan selang waktu singkat. SUBTRACTIVE : Sistem penyusunan balans warna dengan
mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan. SUPER WIDE LENS : Lensa bersudut super lebar yang
biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior,
pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm. SYNC CORD TERMINAL : Terminal sinkronisasi
lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan
lampu-kilat. SYNC SHUTTER SPEED : Kecepatan rana yang sinkron
dengan lampu kilat. SYNCRO :Saklar otomatis. Dengan menggunakan saklar
ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan cahaya lampu kilat lain akan
mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang terpasang syncro. TABLE-STAND : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran
kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja. TEXTURE : Tekstur, sifat permukaan atau sifat
bahan., merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu
memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar, mengkilat, dll. TELE CONVERTER : Lensa tambahan yang dipasang di
antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal
menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya kelipatannya
dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal. TELE LENS : Lensa tele yang digunakan untuk
memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk
memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan potret
(portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif
wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm,
lensa 200 mm, dll. TELEPHOTO LENS : Lensa telefoto, lensa yang
mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa telefoto
lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain. TELEPHOTO MEDIUM :Telefoto menengah, jenis lensa
telefoto yang mempunyai panjang antara 75 - 135 mm. TEST STRIP : Suatu cara untuk mendapatkan hasil
cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat
pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya. TILT HEAD
: Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk
mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan
terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya
yang jatuh ke objek sangat bergantung pada permukaan pemantul, warna
dan jaraknya. TIMER SWITCH : Pengukur waktu yang
akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah
ditentukan. Top Light : Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal
dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala
model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda. Transparan :Tembus pandang ialah permukaan suatu
benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di
belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang. Translusen :Tembus sinar. Namun kita tidak biasa
melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut.
Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb. Transparancy : Transparan, gambar tembus, slide atau
film positif. TRIPOD : Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan
untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat
dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa
digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan
yang menggunakan lensa telefoto, atau yang menggunakan kecepatan rendah
sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan terhindar dari
goyang. Tripod Socket : Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu
bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang
berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera. TTL : Singkatan dari Through the LensMetering. :
Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the
Film Metering). Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran
yang akurat. Atau dengan cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas
buram yang diletakkan pada jendela lintas film yang harus menutupi
seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan mendapatkan kalkulasi
pengukuran yang salah karena sensor di dalam kamera akan membaca pelat
hitam penekan film. Tungsten Film : Film yang khusus diperuntukkan bagi
pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau
photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah
cahaya alami. Twin Lens Reflex : Refleks Lensa Kembar. Kamera
yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap objek
yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa
berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan
jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi
kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat. VARIOFOCAL LENS : Lensa zoom.
Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat
bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm,
dsb. VARIO LENS : Lensa vario atau sering disebut
sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang
focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian
memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan
menarik-ulur lensa atau memutarnya. VERTICAL GRIP : Alat pelepas rana untuk pengambilan
gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan. VIEW CAMERA : Kamera yang menggunakan film format
besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail
tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di
dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat menyempurnakan
perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan
secara sempurna. VIEW FINDER : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang
berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan
diabadikan. WAISTLEVEL FINDER : Pembidik
sebatas pinggang. WARM TONE : Bernada warna hangat. Suatu warna yang
terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah
cokelat gelap ke arah hitam pekat. WATT / SECOND (W/S) : Satuan daya
pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang
menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100
W/S hampir sebanding dengan GN = 30. WIDE ANGLE LENS : Lensa sudut lebar, misalnya lensa
20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan
untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah
besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil. WIDE SHOT : Pemotretan dengan sudut pandang lebar.
Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya
untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada gambar hidup
(movie). WIRELESS TTL : Sistem pengukuran lewat
lensa tanpa melalui kabel. WORM EYE : Pandangan cacing. Berarti memotret dari
sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah rekaman foto dengan
kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik karena sudut
pandang seperti itu. ZONE SYSTEM : Suatu cara untuk menghasilkan foto
dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada
warna putih sekali. ZOOM LENS : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki
elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi.
Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur
tabung lensa. ZOOM-BLUR : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh
gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera. ZOOMING RING :Gelang batas rentang vario pada lensa
zoom.
Akhirnya terselesaikan juga kamus ini, mudah-mudahan bisa memberi
manfaat, artikel berikutnya dari serial teknik dasar digital
adalah mengenal lebih jauh tentang blitz / flash light
Adalah kamera refleks
lensa tunggal (single -lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang
mengunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas
cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga
memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang
sama, persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera
non-SLR, dimana pandangan yang terlihat pada Viewfinder, dan jajaran
lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera SLR menggunakan
pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke
lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh
cerminpantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan
cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol
dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat
langsung mengenai film.
Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex)
Pada prinsipnya, kamera SLR
dan DSLR memiliki cara kerja dan komponen yang sama. Yang membedakan
adalah penggunaan film. Kamera SLR menggunakan film sebagai medium
penangkap, sedangkan kamera DSLR tidak lagi menggunakan film, sebagai
gantinya, kamera DSLR menggunakan CCD atau CMOS.
Sedangkan pada kamera
digital biasa (Compact) kita bisa melihat objek yang dibidik melalui
LCD monitor. Apa yang akan didapat belum tentu sama dengan apa yang
kita lihat pada LCD tersebut.
Cahaya yang masuk, setelah melewati jajaran
lensa akan dipantulkan oleh cermin yang dipasang pada posisi
kemiringan 45 derajat dan diproyeksikan ke matte focusing screen Melalui condensing lens dan pantulan di dalam pentaprism gambar objek kemudian diteruskan ke lensa mata manusia. Ketika kita menekan tombol shutter (bidik) maka cermin akan melipat ke arah panah, focal plane shutter
membuka dan kemudian gambar akan ditangkap oleh sensor dan
diteruskan ke prosesor gambar kemudian disimpan di media penyimpanan
(MMC dan sebagainya).